Pages

Labels

Minggu, 15 Desember 2013

Kesetaraan dan Keaneka Ragaman Manusia

Assalamu'alaikum WR. WB.
         
         Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan beribu nikmat kepada kita, diantara nya nikmat iman, nikmat islam, serta nikmat sehat wal'afiat. Shallawat serta sallam kita limpah curahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad Saw. yang telah menuntun kita dari zaman yang penuh kegelapan sampai ke zaman yang penuh terang benderang seperti sekarang ini.
  
          Postingan saya kali ini merupakan syarat dari tugas mata kuliah soft skill Universitas Gunadarma.

Nama : Muhamad Ryan Nuary Firdaus
Kelas : 1KA40
NPM :  15113775
Nama Dosen : Rahmat

Kesetaraan dan Keaneka Ragaman Manusia



  Makna Keragaman

        Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya :

1. tingkah laku

2. macam jenis.

3. lagu musik : langgam

4. warna :corak : ragi

5. laras (tata bahasa).



       Keragaman manusia sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan. Sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain di Indonesia. Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua bangsa adalah sama dan sederajat. Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.

      

       Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya.



        Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal  yang lebih dari satu, keragaman menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan tidak bisa disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta kepercayaan.



        Ada banyak cara mengelola keragaman antara lain dapat dilakukan dengan:

• Untuk mendekonstruksi stereotip dan prasangka terhadap identitas lain

• Untuk mengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan identitas yang berbeda – bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi mengenali latar belakang, karakter, ekspektasi, dll, makan bersama,  saling berkunjung, dll

• Untuk mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi, asosiasi, dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat eksklusif

• Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain



            Makna Kesederajatan

        Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat berarti :               



1).  Tingkatan, martabat, pangkat,

2).  Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggikepada mahasiswa yang telah lulus ujian.



        Sederajat berarti sama tingkatannya(pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan berarti perihal kesamaan tingkatan. Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya. Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan keimananya.



       Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme atau sentralistik dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman. Kesetaraan lebih mengacu pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi dan selaras, tanpa harus meninggalkan identitas perbedaan yang ada pada masing-masing individu tersebut.



Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai oleh manusia. Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hampir tidak terdengar, pada ribuan tahun yang lalu sudah ada. Tingkatannya rakyat jelata, tetapi berkeinginan agar menjadi sepadan dengan para bangsawan, dengan para orang kaya serta berkuasa bahkan menjadi anggota kalangan Sang Baginda Raja. Kalau kita mau memikirkan masak-masak keinginan untuk setara itu, biasanya dan selalu datang dari pihak yang kurang beruntung untuk menyamai kaum yang sedang atau sudah beruntung.



Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :

 a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan

 b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.

 c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.



Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.



Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hokum, social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

                             

B.     UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT



1.      Suku bangsa dan ras

          Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangatberagam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusiayang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukurantubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.

       Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, maka di Indonesia juga terdapat sejumlah sistem budaya yang dipergunakan oleh massing-masing suku bangsa.



2.      Agama dan keyakinan

     Sebelum kedatangan agama Hindu yang berasal dari India, orang-orang Indonesia sudah mempunyai keyakinan atau kebudayaan sendiri yang biasa disebut dengan istilah animisme dan dinamisme. Agama hindu datang di Indonesia dengan jalan damai. Kontak agama tersebut melalui jalan perdagangan. Setelah agama Hindu mengalami kemunduran, datang agama lain, yatiu agama islam dan kristen. Kedua agama tersebut juga diterima dengan cara-cara yang damai.

          Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Dalam peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :



1). Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang

2). Berfungsi penyelamat

3). Berfungsi sebagai perdamaian

4). Berfungsi sebagai Social control

5). Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

6). Berfungsi transformatif

7). Berfungsi sublimatif 



        Di indonesia, agama merupakan unsur yang sangat penting dan sudah ada beberapa agama yang telah diakui, hal itu merupakan bukti adanya keragaman dalam hal agama atau kepercayaan. Adapun terhadap keragaman manusia dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilakunya. Manusia tidak dipandai sederajat. Ada yang mulia dan ada yang hina, bergantung pada kadar ketakwaannya.



3.      Ideologi dan politik

       Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Sedangkan politik bermakna usaha dalam menegakkan keteriban sosial. Fungsi ideologi adalah untuk memperkuat landasan moral dalam suatu tindakan. Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan politik. Meskipun pada keyataanya Indonesia hanya mengakui pancasila sebagai satu-satunya ideologi.

        Belum terarahnya pendidikan politk di kalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila maupun lembaga-lembaga kontitusi, tertib hukum, dan disiplin nasional merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan konstitusional.



4.      Tatakrama 

        Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun, basa basi “ pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakapsesuai kaidah atau norma tertentu. Adat terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat yang fungsinya mengikat masyarakat tersebut, sedangkan kesopanan berasal dari masyarakat itu sendiri yang dapat menilai baik dan buruknya sikap lahir dan tingkah laku manusia.





5.      Kesenjangan ekonomi dan sosial

       Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat,pangkat, dan strata sosial. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di kalangan pemuda serta terjadinya kesenjangan ekonomi.

      Perbedaan kondisi ekonomi pada kehidupan masyarakat dapat memicu terjadinya kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena adanya pelapisan sosial.

     Proses terjadinya pelapisan sosial ada dua, yaitu :

       - Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya.

 - Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja ditujukan untuk mengejar    tujuan bersama.





C.    Pengaruh  Keragaman Terhadap Kehidupan  Beragama, Bermasyarakat,  Bernegara,  dan Kehidupan Global



          Pengaruh keragaman diantaranya adalah

a) Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali   memilikikebudayaan yang berbeda.

b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplemeter.

c)  Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilaisosial yang bersifat dasar.

d)  Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.

e)  Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.

f)  Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.



        Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan terciptamasalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :



1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia  dengandunia lingkungannya.

2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akanmemunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras atau sukunya kelompoknya lebihtinggi dari ras/suku/kelompok lain.



     Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :

1)   Semangat Religius

2)   Semangat Nasionalisme

3)   Semangat Fluralisme

4)   Dialog antar umat beragama

5) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antaragama, media, masa, dan harmonisasinya.

    

Berdirinya Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk, baik secara etnis, geografis, kultural maupun religius. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang berwujud baik secara fisik maupun mental, seharusnya dijadikan sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Tetapi sering kali yang terjadi adalah, perbedaan tersebut justru memicu ketegangan hubungan antar anggota masyarakat.

Sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh (Van de Berghe).



1. Terjadinya segmentasi (pemisahan diri) kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki kebudayaan yang berbeda.

2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer (melengkapi).

3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan) diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.

4.  Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.

5.  Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.

6.  Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

      

Realitas diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis dan dewasa. Karena dengan adanya sifat terbuka itulah solusi dari akar permasalahan yang terjadi akibat kemajemukan dapat dipertumpul.



      D.   PROBLEMATIKA DISKRIMINASI

Dalam kehidupan bernegara, Indonesia di hadapkan permasalahan keragaman yaitu tentang perbedaan suku dan budaya. Hal tersebut sudah terjadi sejak Indonesia berdiri dan sudah menjadi cirri khas bangsa Indonesia. Perbedaan tentang suku dan budaya akan menjadi persoalan besar jika tidak ada nilai yang mengikatnya. Dan di Indonesia nilai yang ada adalah demokrasi.

         Tujuan di terapkannya demokrasi di Indonesia adalah untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Jika dalam kehidupan bernegara kedua hal tersebut tidak terwujud berarti demokrasi tidak diterapkan secara mendasar.

         Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan  pembedaan terhadap seseorang  atausekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status,kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandanganideologi, dan politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu “.

        Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa “Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat”  Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi diberbagaibelahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.       

       Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapafaktor penyebab antara lain adalah

1)  Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama ekonomi.

2) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominanterhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.

3) Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan  membuatmereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

     

                Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan hancurnyasebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang sedikit demi sedikit bisamenjadi penyebab utama peruses itu, yaitu:



1) Kegagalan kepemimpinan

2) Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

3) Krisis politik

4) Krisis sosial

5) Demoralisasi tentara dan polisi

6) Interfensi asing



      Terciptanya “ Tungal Ika “ dalam masyarakat “ Bhineka “ dapat diwujudkan melalui “Integrasi Kebudayaan “ atau “ Integrasi Nasional “.



Manusia Beradab dalam keragaman



       Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di tengah masyarakatantara lain:

1.      Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering munculditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan danpermusuhan diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya.



2.       Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak laindisebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu ataupenderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan



3.      Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat konflik disebabkan ketidakcocokandalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda



4.      Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalahketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya danekonomi.





Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Social



      Factor-faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya perubahan social ada 2 macam,yaitu yang berasal dari luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri.


1.      Faktor yang berasal dari luar masyarakat



a.         Akulturasi.Akulturasi atau cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkandengan unsur-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa sehingga lambat laun unsure-unsurkebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian.



b. DifusiDifusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain. Sedikitdemi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya perpindahan atau penyebaranmanusia dari satu tempat ke tempat lain.



c.  PenetrasiPenetrasi adalah masuknya unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara paksa,sehingga merusak kebudayaan bangsa yang di datangi penetrasi tersebut, dinamakan PenetrationViolent, misalnya ketika bangsa Spanyol dan Portugis datamg ke Amerika Latin sehinggakebudayaan maya dan inka menjadi musnah. Selain itu masih ada jenis penetrasi lain yaitumasuknya unsur kebudayaan asing dengan tidak sengaja dan tanpa paksaan dalam kebudayaan setempat sehingga saling mempengaruhi, penetrasi semacam ini disebut Penetration Pasifique,seperti masuknya agama dan kebudayaan Hindu, Budha, Islam kedalam kebudayaan Indonesia.



d.  InvasiInvasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempatdengan peperangan (Penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain, penaklukan itu padaumumnya dilanjutkan dengan penjajahan, selama masa penjajahan itulah terjadi pemaksaanmasuknya unsur-unsur asing kedalam kebudayaan bangsa-bangsa terjajah.



e. AsimilasiAsimilasi kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang ataukelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.



f. HibridisasiHibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuranantara orang asing dengan penduduk setempat. Hibridisasi umumnya bersifat individu, walaupuntidak menutup kemungkinan perubahan akibat perkawinan campuran meluas hingga kelingkungan masyarakat sekelilingnya, akibat hibridisasi ialah munculnya kebudayaan baru, yaitusetengah kebudayaan asing dan setengah kebudayaan setempat.



g. MilenarisasiMilenarisasi merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang berusahamengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalamkedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi sub kultural yang baru.


2.      Perubahan yang Terjadi karena Pengaruh dari Dalam



 a. Sistem Pendidikan yang Maju- Inovasi adalah pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan- Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat walaupun ide baruyang diciptakan oleh seseorang atau sekelomok orang dalam suatu masyarakat.- Namun, adapula pendapat lain menyatakan bahwa discovery adalah penemuan sesuatu yangsebelumnya telah ada- Invention adalah pendapatan atau perolehan hal-hal baru yang dilakukan melalui usaha yangsungguh-sungguh walaupun melalui trial and error.- Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari dan menyesuaikanalam fikiran serta sikapnya dengan sistem norma ( meliputi norma susila, adat, hukum danagama) yang hidup dalam masyarakat.

b.   Menghargai hasil karya orang lain

c.   Adanya keterbukaan di dalam masyarakat

d.   Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)

e.   Penduduk yang heterogen



a.      Kesederajatan versus Diskriminasi

        Keserajatan artinya setiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan Negara. Diskriminasi lebih menunjukkan kepada suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Diskriminasi dihubungkan dengan prasangka dan seolah-olah menyatu.



 b.    Diskriminatif sebagai Realitas yang Problematik

        Dalam kehidupan masyarakat, ada sesuatu yang dihargai, yaitu kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial yang dapat menimbulkan diskriminasi sosial. Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang dihargai, dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempati lapisan bawah.



c.  Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial.

       Diskriminasi karena faktor tekanan atau intimidasi, biasnya terjadi karena pihak yang ditekan oleh pihak yang kuat. Dan karena merupakan pihak yang tertekan, umumnya tidak berdaya sehingga tidak dapat melepaskan belenggu diskriminasi tersebut dari kehidupan mereka.

       Sebab-sebab lain yang menyebabkan terjadinya diskriminasi antara lain

·         Latar belakang sejarah

·         Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional

·         Bersumber dari faktor kepribadian

·         Berlatar belakang dari perbedaaan keyakinan, kepercayaan, dan  agama



       Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain dengan cara :

·         Perbaikan kondisi sosial ekonomi

·         Perluasan kesempatan belajar

·         Sikap terbuka dan sikap lapang

·         Menghilangkan sikap etnosentrsme