1.1 Pengertian
Manusia
Di
antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain manusia merupakan makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna. Manusia disebut sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna karena manusia mempunyai akal budi yang diberikan oleh Tuhan agar
mampu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, juga mampu untuk
berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi pemimpin di muka bumi
ini. Manusia berasal dari bahasa sansekerta kata “manu” dan bahasa Latin “mens”
yang berarti berakal budi atau berpikir. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu. Manusia dapat diartikan dari berbagai segi, jika
dalam segi biologis manusia diartikan sebagai Homo Sapiens yang berarti manusia
yang tahu, spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak kemampuan
tinggi. Dalam segi kerohanian ini menggunakan konsep jiwa yang dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Makhluk yang memiliki
tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
Penggolongan
manusia yang paling utama berdasarkan dari jenis kelamin. Jenis kelamin
tersebut adalah Laki-laki atau perempuan. Sebutan untuk anak muda laki-laki
adalah putra, jika sebutan untuk manusia dewasa laki-laki adalah pria.
Sebaliknya, sebutan untuk anak muda perempuan adalah putra dan sebutan untuk
manusia dewasa perempuan adalah wanita.
Manusia
yang sering kita kenal juga sebagai mahluk sosial yaitu dimana manusia tidak
dapat hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara individu satu dengan individu
yang lain dan juga merupakan mahluk yang berbudaya karena manusia memiliki
ragam macam budaya itu sendiri. Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil
dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di dunia ini. Selain
memiliki ragam macam budaya manusia sebagai mahluk berbudaya di kenal juga
karena sifatnya yang mencerminkan mahluk yang berbudaya. Manusia sebagai
makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia
sebagai mahluk yang berbudaya dikenal sebagai manusia yang cinta akan budaya
dan tidak lepas dari budaya itu sendiri dari kehidupan sehari-hari. Dia akan
terus melestarikan budaya itu sebagai bagian dari kehidupannya karena dengan
budaya kita dapat mempererat tali persaudaraan di antara manusia dan saling
mengenal satu sama lain serta saling menjaga kelestarian budaya itu sendiri.
1.2 Pengertian
Budaya
Kata
budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan
rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan,
yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi
yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam
bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kebudayaan Berasal Dari Kata
Sansekerta “BUDDHAYAH “ yang merupakan bentuk jamak dari kata “BUDDHI”
yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan
sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal Culture, merupakan
istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata
latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau
bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan
sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Menurut
R. Linton “kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang
unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat
tertentu”. Menurut Prof Dr. Koentjaraningrat: “Kebudayaan adalah keseluruhan
sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”. Menurut E.B.
Taylor berpendapat bahwa budaya adalah Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat. Dari pendapat-pendapat diatas tampak jelas yang menghubungkan
antara pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar
yang merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
Di
atas telah dijelaskan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhikehidupannya dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dan dapat
dirinci bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan
dihasilkan manusia. Karena itu kebudayaan meliputi material (bersifat
jasmaniah), yang meliputi benda benda ciptaan manusia.Lalu ada kebudayaan
non material (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat
dilihat dan diraba, misalnya religi (walau tidak semua religi ciptaan manusia).
Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya
mungkin diperoleh dengan cara belajar. Kebudayaan itu diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat.Tanpa masyarakat akan sulit bagi manusia untuk
membentuk kebudayaan. Sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia baik
secara individual maupun masyarakat, dapat mempertahankankehidupannya
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan
bahasa dan arsitektur merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita
rasakan.
Dalam
kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Seperti menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan
atau wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
2. Aktivitas
(tindakan) adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
3. Artefak
(karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam wujud Bahasa adalah alat atau
perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau
berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang
dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum
adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah
untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra),
mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
1.3 Contoh Manusia sebagai makhluk
yang berbudaya
Di
Indonesia sendiri banyak sekali contoh-contoh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya yang mulai luntur seperti budaya gotong royong. Dalam pengertian
manusia diatas kita telah membahas bahwa manusia adalah mahluk sosial yaitu
dimana manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara
individu satu dengan individu yang lain. Gotong royong di Indonesia sendiri
merupakan suatu istilah yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
hasil atau tujuan yang sudah direncanakan. Sikap gotong royong adalah bekerja
bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil
pekerjaan tersebut secara adil, atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan
tanpa pamrih dan secara suka rela oleh semua warga menurut batas kemampuannya
masing-masing. Pekerjaan jika dilakukan dengan cara gotong royong akan lebih
mudah dan ringan. Pada dasarnya manusia itu tergantung pada manusia lainnya,
dan bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama dengan orang lain
atau lingkungan sosial. Sifat gotong royong dan kekeluargaan didaerah pedesaan
lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti memperbaiki dan
membersihkan jalan, masyarakat desa adalah masyarakat yang kehidupannya masih
banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah sesuatu aturan
yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur
tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial hidup bersama, bekerja
sama dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir
seragam. Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa, baik secara
langsung ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang kota adalah
perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung untuk diam/tidak
banyak omong. Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan kebaikan orang
lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas budi
sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga
dalam bentuk penghargaan sosial. Ciri-ciri yang telah diungkapkan di atas yang
seharusnya menjadi identitas mereka, di sebagian masyarakat pedesaan hal tersebut
telah pudar bahkan sebagian lagi telah hilang ditelan zaman. Contoh konkrit,
gotong royong. Masyarakat pedesaan tempo dulu menjadikan gotong royong sebagai
sebuah kearifan lokal. Bahkan menjadi sebuah gunjingan di kalangan masyarakat
jika ada seseorang yang tidak mau ikut campur dalam kegiatan tersebut. Tapi
sekarang, hal ini telah dilupakan dan terkesan individualis, yang notabene
hidup individualis adalah ciri masyarakat perkotaan dan perumahan.
Sedangkan
diperkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti
di lingkungan rumah, disekolah dan bahkan dikantor-kantor, misalnya pada saat
memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa
imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbulah rasa kebersamaan,
kekeluargaan, tolong menolong, sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan
persatuan nasional, di bandingkan dengan cara individualisme yang mementingkan
diri sendiri maka akan memeperlambat pembangunan di suatu daerah. Kesadaran
untuk memiliki rasa gotong royong haruslah diawali dari diri kita
masing-masing, memiliki rasa gotong royong yang tinggi akan membangun
solidaritas dan kepedulian terhadap lingkungan juga bisa menurunkan rasa
individualisme maupun kelompok. Dari kesadaran untuk memiliki rasa tanggung
jawab bersama akan menciptakan kerukunan antar masyarakat. Sehingga
ideologi-ideologi ekstrimisme atau radikal maupun sikap liar dari masyarakat
yang akhir-akhir ini bermunculan akan bisa ditanggulangi yang akan menciptakan
karakter bangsa sesuai falsafat pancasila.
Nilai-nilai
budaya asing mulai deras masuk dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur berubah dari
agraris ke industri, industri berkembang maju dan pada zaman sekarang tatanan
kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi, sehingga bersifat
materialistik.
Pembahasan
nilai-nilai budaya asing yang mulai banyak masuk dan menjadi bagian di
masyarakat Indonesia mempunyai dampak positif yaitu modernisasi yang terjadi di
Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil,
maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat
yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani. Untuk dampak negatifnya budaya
yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang
lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya;
kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan
kenakalan remaja.
Berikut
cara untuk antisipasi dampak budaya asing yaitu menyeleksi dan menyaring
nilai-nilai budaya asing :
1. Nilai-nilai
budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap sehingga akan
memperkaya nilai budaya bangsa kita.
2. Mengantisipasi
dampak negatifnya adalah dengan memelihara dan mengembangkan kebudayaan
nasional sebagai jati diri bangsa dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan
kesenian dari suatu daerah keluar negeri.
3. Menayangkan
dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media,
mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta
pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan
dan kesatuan bangsa.
Kesimpulan
:
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat
hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain dalam kelangsungan hidupnya.
Manusia juga makhluk beragam sifat, pikiran, dan prilakunya sehingga mereka
menciptakan suatu budaya yang turun menurun sebagai symbol dari keturunannya
untuk hidup dalam kehidupan sosial.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar