Struktur Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada
beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk
yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya
keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan
industri. Analisa ekonomi membedakan struktur pasar menjadi 4 jenis
yaitu : Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Monopoli, Persaingan
Monopolistis, dan Pasar Oligopoli:
Pasar Persaingan Sempurna
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal karena
dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin
terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal)
efisiensinya. Perekonomian merupakan pasar persaingan sempuma. Akan
tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah untuk menentukan jenis industri
yang struktur organisasinya digolongkan kepada persaingan sempurna yang
murni, yaitu yang ciri-cirinya sepenuhnya bersamaan dengan dalam teori.
Yang ada adalah yang mendekati ciri-cirinya, yaitu struktur pasar dari
berbagai kegiatan disektor pertanian. Namun demikian, walaupun pasar
persaingan sempurna yang murni tidak wujud di dalam praktek.
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar
atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Dan setiap
penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar.
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Ø Setiap perusahaan adalah “pengambil harga”
Artinya suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan
atau merubah harga pasar. Adapun perusahaan di dalam pasar tidak akan
menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di
pasar ditentukan oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan
keseluruhan pembeli.
Ø Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
Artinya sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan
industri tersebut, langkah ini dengan mudah dilakukan. Sebaliknya
apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut.
Produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan tersebut.
Ø Setiap perusahaan menghasilkan barang yang sama
Artinya bahwa barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah
untuk dibeda-bedakan. Pembeli tidak dapat membedakan yang mana
dihasilkan oleh produsen A atau B.
Ø Banyak perusahaan dalam pasar
Artinya karena jumlah perusahan sangat banyak dan relatif kecil jika
dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut. Menyebabkan
kenaikan atau penurunan harga, sedikitpun tidak mempengaruhi harga yang
berlaku dalam pasar tersebut.
Ø Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan di pasar
Artinya bahwa pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan
perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Sehingga produsen tidak
dapat menjual barangnya dengan harga yang lain lebih tinggi dan pada
yang berlaku di pasar.
Beberapa kelemahan / keburukan persaingan sempurna yaitu :
· Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
· Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
· Membatasi pilihan konsumen
· Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
· Distribusi pendapatan tidak selalu merata
PASAR MONOPOLI
CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
Ø Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
Artinya bahwa barang-barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain.
Para pembeli tidak punya pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang
tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan tersebut, maka
mereka harus membeli dari perusahaan tersebut. Para pembeli tidak dapat
berbuat suatu apapun di dalam menentukan syrata jual beli.
Ø Tidak mempunyai barang pengganti yang “mirip”
Artinya barang yang dihasilkan perusahaan tidak dapat digantikan oleh
barang lain yang ada dalam perekonomian, begitu pula dengan kegunaannya.
Ø Menguasai penentuan harga
Artinya karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual didalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasai.
Ø Mempromosikan penjualan secara iklan kurang diperlukan artinya karena
perusahaan monopoli merupakan satu-satunya perusahaan di dalam industri,
ia tidak perlu melakukan promosi penjualan secara iklan.
PENETAPAN HARGA PASAR MONOPOLI
Monopoli bisa terjadi karena perusahaan–perusahaan lain menganggap tidak
menguntungkan untuk masuk pasar, atau memang terhalang (dihalang–
halangi) masuk pasar. Halangan masuk pasar disebut dengan istilah
Barriers to Entery.
Halangan masuk pasar dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Alasan teknis (technical barriers to entery)
Ditinjau dari segi teknis, memang ada perusahaan yang bersifat memasuki
suatu pasar tetapi terhambat secara teknis. Biasanya produksi untuk
barang yang bersangkutan mencirikan biaya marjinal yang semakin menurun,
dan level output yang memberikan biaya minimum sangat besar sekali.
Debgan demikian teknologi produksi yang efisien adalah yang berskala
besar saja, sedang yang beroperasi dengan skala kecil sangat tidak
efektif. Modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan jenis produksi ini
biasanya sangat besar.
Karena alasan hukum atau undang – undang (legal barriers to entery)
Kebanyakan monopoli murni tercipta karena alasan hukum atau undang –
undang, bukan karena alasan teknis atau ekonomis. Banyak monopoli yang
diizinkan (dilindungi) dengan paten.
Menciptakan Halangan Masuk Pasar.
Secara umum halangan masuk pasar bisa dibedakan antara halangan yang
bersifat eksternal dan internal. Ada pula contoh di atas yaitu halangan
teknis dan hukum termasuk halangan yang sifatnya eksternal. Dan ada pula
halangan yang diciptakan pemonopoli itu sendiri, misalnya dengan
menciptakan produk – produk atau teknik – teknik yang rumit dan
menyusahkan. Teknik ini tidak sampai bocor pada perusahaan pesaing.
Laba Monopoli
Laba ini selalu positif sepanjang harga pasar lebih besar dari biaya
total rata – rata (average total cost, ATC). Karena dalam pasar monopoli
tidak ada perusahaan yang keluar atau masuk pasar, maka laba monopoli
ini bisa diperoleh tidak hanya dalam jangka pendek, tapi juga dalam
jangka panjang. Laba monopoli yang diterima dalam jangka panjang ini
oleh beberapa pakar ekonomi disebut juga dengan sewa monopoli (monopoly
rents). Yaitu jumlah pengembalian terhadap faktor yang memungkinkan
adanya monopoli tersebut.
Posisi Keseimbangan
Karena produsen monopoli adalah satu-satunya produsen di pasar, maka
kurve permintaannya juga kurve permintaan pasar. Kurve permintaan pasar
turun dari kiri atas ke kanan bawah berarti produsen bisa mempengaruhi
harga pasar dengan jalan menaik-turunkan produksinya.
Perbedaan monopoli dibanding persaingan sempurna antara lain :
Ø bisa menentukan outputnya
Ø bisa menentukan harga jual
Ø ekuilibrium perusahaan = ekuilibrium pasar
PASAR OLIGOPOLI
CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI
a. Jumlah perusahaan sangat sedikit
Pasar oligopoli hanya terdiri dari kelompok kecil perusahaan. Biasanya
struktur dari perusahaan oligopoli adalah terdapat beberapa perusahaan
raksasa yang mengusai sebagian besar pasar oligopoli dan disamping itu
terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Pasar oligopoli di sini
mempunyai sifat yang khusus yaitu saling mempengaruhi satu sama lain.
b. Barang yang diproduksikan adalah barang “standart” atau barang berbeda corak.
Dalam pasar oligopoli di sini menghasilkan barang standart pasar yang
bersifat seperti dijumpai dalam industri penghasil bahan mentah seperti
industri baja dan aluminium / industri bahan baku seperti industri semn
dan bahan bangunan
c. Kekuatan menentukan harga adakalanya lemah dan ada kalanya sangat tangguh.
Kekuatan menentukan harga menjadi lebih terbatas, bila suatu perusahaan
menurunkan harga, dalam waktu singkat akan menarik pembeli. Tetapi bila
perusahaan dalam pasar oligopoli bekerja sama dalam menentukan harga,
maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang mereka kehendaki.
d. Hambatan untuk masuk ke industri cukup tangguh.
Terdapat hambtaan yang cukup kuat yang menghalangi perusahaan yang baru untuk memasuki pasar oligopoli antara lain :
o Hak paten
o Modal yang terlalu besar
o Perusahaan
o Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu promosi secara iklan. Iklan
secara terus menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan
yang sangat aktif tersebut adalah untuk dua (2) tujuan antara lain :
menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.
Macam Oligopoli
1. Oligopoli dengan diferensiasi produk
Setiap perusahaan dengan merek-merek khusus tersendiri. Semakin besar
tingkat diferensiasi produk yang ada semakin tidak tergantung kurva
permintaannya dengan perusahaan lain, sehingga kurve permintaan
perusahaan bisa digambarkan secara mandiri posisinya (antara D1 dan D2).
2. Oligopoli tanpa deferensiasi produk
Setiap perusahaan tidak memberi merek khusus. Dengan demikian kurve
permintaan seorang produsen tidak bisa ditentukan / tidak bisa
dianalisa.
Output dan Harga dalam Oligopoli
a. Dalam kasus deferensiasi yang cukup kuat, produsen akan berhati-hati
dan menganggap kurve permintaan paling rendah (D1), sehingga ia bisa
menentukan posisi optimum pada tingkat output Q* dan harga P*
b. Kurve permintaan perusahaan dimisalkan berapa persen (%) tertentu (misal 30%) dari kurve permintaan pasar.
c. Kasus Kinked Demand (kurve permintaan yang patah). Asumsi yang
digunakan bila produsen menurunkan harga akan diikuti produsen lain,
bila harga dinaikkan tidak diikuti perusahaan lain. Hal ini berarti
perilaku produsen dipengaruhi produsen lain, yang menimbulkan implikasi
sbb:
1) Tendensi bagi para produsen oligopoli untuk bekerjasama di bidang penentuan harga.
2) Tendesi bagi para produsen untuk bersaing tidak dalam bentuk
persaingan harga, tetapi dalam bentuk persaingan lain (misal mutu).
Oligopoli dan Kesejahteraan Masyarakat
Efek negatif oligopoli adalah :
a. Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
b. Kemungkinan adanya ketidak efisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC minimum.
c. Kemungkinan adanya “eksploitasi” terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC); seperti kasus monopoli.
d. Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang kronis; dan ini merugikan masyarakat secara makro.
Kebaikan Oligopoli
Karena keuntungan yang besar maka dapat menciptakan inovasi yang sangat berguna, bahkan lebih baik dari monopoli.
Cara mengatasi efek negatif dari pemerintah al :
a. Menekan hambatan perusahaan yang mau masuk
b. Diadakan UU melarang kerjasama antara perusahaan oligopoli baik secara diam-diam/terbuka.
c. Merubah struktur pasar oligopolitis dengan menentukan batas maksimum
dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan
(merger) antara perusahaan yang ada.
Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar
persaingan tak sempurna. Teori pasar persaingan monopolistik
dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model
persaingan pasar sempurna maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari
strukturnya pasar monopolistik lebih mendekati pada pasar persaingan
sempurna (dicirikan dengan banyak perusahaan yang berpartisipasi di
pasar, tanpa batasan masuk industri yang serius) tetapi perusahaan yang
berpartisipasi di pasar tersebut menghasilkan produk yang berbeda
karakteristik.
Pasar monopolistik didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang menghasilkan komoditas yang berbeda karakteristik (differentiated product)
dan bisa disebut juga sebagai pasar yang banyak penjual, yang
menawarkan satu jenis barang dengan deferensi produk yang berbeda-beda
baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran.
Dalam pasar persaingan monopolistik para konsumen merasakan adanya
perbedaan karakteristik dari produk-produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dengan produk-produk yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut bisa mencerminkan
perbedaan yang sebenarnya diantara produk-produk yang mereka konsumsi
atau hanya perbedaan persepsi konsumen bahwa produk-produk yang
dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di pasar memang
berbeda. Sebagai contohnya perbedaan produk dapat dilihat dari bentuk
fisiknya seperti beda fungsi, bentuk ataupun kualitas. Perbedaan juga
dapat dijumpai dalam kaitannya dengan merek, logo ataupun kemasan. Lebih
lanjut perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya dengan hal-hal
yang terkait dengan penjualan seperti jangka waktu kredit, ketersediaan
komoditas, kemudahan dalam memperolehnya, pelayanan purna jual, loasi
perolehan komoditas, pelayanan dan sebagainya. Pakaian, obat-obatan,
kosmetik, restaurant dan banyak komoditas makanan adalah contoh-contoh
dari komoditas monopolistik yang umum dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Ciri-ciri pasar persaingan Monopolistik
1. Terdapat cukup banyak pengusaha
Dalam pasar persaingan monopolistis , terdapat cukup banyak pengusaha
, akan tetapi tidak sebanyak seperti yang terdapat pada pasar
persaingan sempurna. Dan apabila di suatu pasar terdapat banyak
perusahaan , otomatis disana pasti terdapat pasar monopolistis , akan
tetapi ukuran / besarnya tidak melebihi perusahaan – perusahaan yang
lain. Dengan kata lain perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
memiliki ukuran yang relatif sama besarnya. Sehingga mengakibatkan
produksi suatu suatu perusahaan relative sedikit, dibandingkan dengan
seluruh produksi dalam keseluruhan pasar tersebut.
2. Barangnya bersifat berbeda corak
Sifat ini merupakan sifat yang sangat penting untuk dapat membedakan
mana pasar persaingan monopolistik dan mana pasar persaingan sempurna .
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar persaingan sempurna seluruh
perusahaan nya memproduksi produk yang sama. Oleh karena itu susah untuk
membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Sedangkan dalam pasar persaingan monoplistik tidak susah untuk
membedakan produk dari masing-masing perusahaan, karena perbedaan
corak(different product) pada produk tersebut. Apabila kita lihat
secara fisik suatu product , akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Maka
kita dapat membedakan mana produk suatu perusahaan dengan product
perusahaan yang lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga
terdapat perbedaan dalam bentuk bungkus atau pembungkusan product, dan
ada pula yang berbeda dalam cara membayar barang yang akan di beli.
Akibat dari berbagai macam perbedaan ini , barang yang di produksi oleh
perusahaan pasar monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti yang dekat.
3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
Dalam pasar persaingan monopolistis suatu perusahaan dapat
mempengaruhi suatu harga , akan tetapi pasar ini hanya mendapat sedikit
kekuasaan dalam mempengaruhi harga suatu barang produksi di bandingkan
dengan perusahaan oligopoli dan monopoli. Pasar monopolistis mendapat
sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga disebabkan oleh barang yang
dihasilkan bersifat berbeda corak (different product). Karena
perbedaan corak inilah yang menyebabkan konsumen atau pembeli akan
otomatis bersifat memilih, yaitu menyukai product perusahaan satu dan
kurang menyukai produk perusahaan yang lain. Maka apabila ia menaikkan
harga barang produksinya , ia akan tetap memiliki pelanggan , walaupun
tidak sebanyak pada waktu sebelum kenaikan harga barang produksinya. Dan
bisa juga sebaliknya , apabila perusahaan tersebut ingin menurunkan
harga barang produksinya , tidaklah mudah untuk menghabiskan penjualan
barang tersebut, karna masih banyak konsumen yang setia dengan produk
yang telah lama ia pakai , walaupun harganya relatif agak mahal.
4. Produsen lain mudah memasuki pasar
Apabila ada suatu perusahaan baru ingin memulai usahanya didalam
pasar persaingan monopolistik tidak akan banyak mengalami hambatan
seperti halnya dalam pasar oligopoli dan monopoli. Hal ini disebabkan
oleh:
1. Karena modal yang diperlukan relative besar kalau
dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna.
2. Karena perusahaan itu harus menciptakan barang produksi
yang bercorak beda dengan barang produksi yang telah beredar dahulu di pasaran.dan
mempromosikannya pada masyarakat untuk mendapat pelanggan , dan dengan
promosi tersebut , perusahaan harus dapat meyakinkan pelanggan akan mutu
barang tersebut.
5. Persaingan promosi penjualan sangat aktif
Dalam pasar persaingan monopolistis harga bukanlah penentu utama dari
besarnya pasar dari perusahaan- perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistis. Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik
banyak pelanggan walaupun harga barang produksinya berharga tinggi.
Bahkan sebaliknya , suatu perusahaan tidak mudah menarik banyak
pelanggan dengan harga barang produksi yang relatif rendah. Ini
disebabkan oleh barang produksi yang mereka hasilkan , yaitu barang yang
bersifat beda corak dengan barang yang sudah tersedia di
pasaran , dan mempromosikan barang baru tersebut. Maka untuk
mempengaruhi cita rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (
non price competition) . Persaingan yang demikian itu antara lain
adalah dalam rangka memperbaiki mutu dan desain barang , melakukan iklan
yang terus menerus memberikan syarat penjualan yang menarik.
C. Pemaksimuman Keuntungan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik
Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan
monopolistik lebih elastis dari yang dihadapi monopoli. Tetapi tidak
sampai mencapai elastis sempurna sebagaimana kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persainagn sempurna.
1. Pemaksimuman keuntungan jangka pendek
Permintaan yang dihadapi perusahaan dalam persaingan monopolistik
adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar. Keuntungan maksimum
akan dicapai apabila perusahaan terus berproduksi sampai pada tingkat
tercapainya MC=MR. Perusahaan akan memperoleh laba diatas normal pada
jangka pendek.
2. Pemaksimuman keuntungan jangka panjang
Keuntungan yang melebihi normal menyebabkan pertambahan jumlah
perusahaan dipasar. Dengan demikian setiap perusahaan yang ada di pasar
akan menghadapi permintan yang semakin berkurang pada berbagai tingkat
harga. Sehingga keuntungan pun akan semakin menurun ketingkat normal.
Bahkan akan merugi jika penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya
marjinal (MR<MC).
Disinilah letak ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik. Ada
dua penyebab ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik, yaitu:
a. Harga jual masih lebih besar dari biaya marjinal (P>MC)
b. Kapasitas berlebih (Excess Capacity)
Jika perusahaan menderita kerugian minimum, maka ia akan keluar dari
pasar. Akibatnya, jumlah perusahaan dalam pasar semakin sedikit sehingga
jumlah permintaan yang dihadapi perusahaanperusahaan yang masih ada
menjadi lebih besar. Kejadian keluarnya perusahaan dari pasar akan
berlangsung terus sampai perusahaan memperoleh keuntungan normal. Dalam
keadaan seperti ini tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan
juga tidak ada lagi yang keluar dari pasar. Inilah yang disebut
keseimbangan jangka panjang perusahaan persaingan monopolistik.
D. Corak Pasar Persaingan Monopolistik
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pasar persaingan
monopolistic itu berbeda dengan pasar persaingan sempurna maupun pasar
monopoli. Oleh sebab itu terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan
ada pada pasar persaingan monopolistik. Berikut uraian hal-hal yang
terkait dalam corak pasar persaingan monopolistik.
1. Efesiensi dan Diferensiasi Produksi
Dalam pasar persaingan monopolistik walaupun terdapat banyak produk
yang dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya, baik
dalam hal mutu, design, mode maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini
membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan produk yang
akan dipilih dan digunakan.
Setiap perusahaan dalam pasr persaingan monopolistic akan berusaha
memproduksi produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas
dibedakan dengan hasil perusahaan lain. Terdapatnya berbagai varisi
produk merupakan keistimewaan dari pasar persaingan monopolistik.
Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen.
Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu menciptakan
suatu penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya.
Bagi konsumen keuntungannya karena mereka memeiliki banyak pilihan untuk
membeli suatu produk dengan karakteristik yang berbeda-beda.
2. Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Bentuk pasar monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas
untuk melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka
panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang
melebihi normal dalam jangka pendek dapat mendorong pada kegiatan
pengembangan teknologi dan inovasi. Ketika terlihat keuntungan yang
melebihi normal dalam jangka pendek maka akan memicu
perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika
banyak peodusen yang bergelut dalm bidang yang sama maka keuntungan yang
melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang berarti dalam waktu yang
singkat keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi dan
inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
3. Persaingan Bukan Harga
Persaingan bukan harga merujuk pada upaya-upaya selain perubahan
harga yang dilakukan oleh produsen untuk menarik lebih banyak konsumen.
Karena dalam pasar persaingan monopolistik harga bukanlah
segala-galanya. Maka dari itu, persaingan bukan harga dapat dilakukan
dengaan diferensiasi produk dan iklan serta berbagai bentuk promosi
penjualan.
4. Promosi Penjualan Melalui Iklan
Dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan membuat iklan merupakan
suatu bagian penting dari usaha memasarkan hasil produksi. Tujuan
membuat iklan adalah untuk tercapainya salah satu dari target-target
berikut.
a. Menjelaskan kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan.
Jenis iklan ini biasanya digunakan perusahaan ketika memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru.
b. Memberi tahu konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk terbaik.
Jenis iklan ini digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.
5. Distribusi pendapatan
Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistik
mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika
suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka
waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk
memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat
memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang
mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena
keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan
kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar persaingan
monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.
E. Contoh Pasar Persaingan Monopolistik
Contoh pasar persaingan monopolistik adalah:
Penjualan sepeda motor Honda dan Yamaha
Ø Sepeda motor keluaran Honda = irit
o Matic : Beat, Vario
o Bebek : Supra, Revo
o Sport : Megapro
Ø Sepeda motor keluaran Yamaha = bertenaga
o Matic : Mio, Xeon
o Bebek : Jupiter, Vega
o Sport : Skorpio
Di atas adalah salah satu contoh pasar persaingan monopolistik. Honda
dan Yamaha sama-sama produsen sepeda motor. Akan tetapi kedua
perusahaan tersebut memiliki karakteristik produk yang berbeda. Honda
lebih unggul dalam urusan bahan bakar, karena iritnya bahan bakar yang
digunakan. Sedangkan Yamaha lebih unggul dalam akselerasi. Selanjutnya
tergantung pilihan konsumen.
F. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik
Kelebihan pasar persaingan monopolistik :
1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam
menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal
terhadap produk yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena
sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.
Kekurangan pasar monopolistik :
1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi,
baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang
tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari
pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam
pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala
ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi,
sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga
produk yang harus dibayar oleh konsumen.
Sumber : https://puputrilestari.wordpress.com/2013/05/28/struktur-pasar/
Selasa, 28 April 2015
FUNGSI PRODUKSI
Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional atau saling memengaruhi, yaitu:
1. berapa output yang harus diproduksi, dan
2. berapa input yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input produksi dikenal juga dengan factor-faktor produksi, dan ouput produksi dikenal juga dengan jumlah produksi.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-input. Hubungan antara jumlah output Q dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi X1, X2, X3, … Xn, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f (X1, X2, X3, … Xn)
Q = output
X = input
Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology maka persamaan produksi menjadi sebagai berikut:
Q = f (C, L, R, T)
Q = Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan
f = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional
C = Capital, atau modal atau sarana yang digunakan
L = Labour, tenaga kerja
R = Resources, sumber daya alam
T = Technology, teknologi dan kewirausahaan
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis/macam dari input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output.
Dalam ilmu ekonomi, Teori produksi dibedakan menjadi teori Produksi dengan Satu Input Variabel dan teori produksi dua input variable.
Sumber :http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-mikro/teori-fungsi-produksi/
1. berapa output yang harus diproduksi, dan
2. berapa input yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input produksi dikenal juga dengan factor-faktor produksi, dan ouput produksi dikenal juga dengan jumlah produksi.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan input-input. Hubungan antara jumlah output Q dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi X1, X2, X3, … Xn, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f (X1, X2, X3, … Xn)
Q = output
X = input
Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology maka persamaan produksi menjadi sebagai berikut:
Q = f (C, L, R, T)
Q = Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan
f = Fungsi, atau simbol persamaan fungsional
C = Capital, atau modal atau sarana yang digunakan
L = Labour, tenaga kerja
R = Resources, sumber daya alam
T = Technology, teknologi dan kewirausahaan
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis/macam dari input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output.
Dalam ilmu ekonomi, Teori produksi dibedakan menjadi teori Produksi dengan Satu Input Variabel dan teori produksi dua input variable.
Sumber :http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-mikro/teori-fungsi-produksi/
PERILAKU PRODUSEN
A. Pengertian Produksi
Produksi adalah konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan
produksi diukur dari jumlah barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu
periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa tidak
berubah.
Produksi juga dapat diartikan usaha menciptakan dan meningkatkan
kegunaan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Dan orang yang
menghasilkan barang atau jasa tersebut disebut Produsen. Untuk dapat
melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor-faktor
produksi.
Terdapat dua faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan :
Faktor Produksi Asli
Yang termasuk faktor produksi asli diantaranya adalah:
1. Alam
2. Tenaga kerja
Faktor Produksi Turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan :
1. Modal
2. Keahlian
B. Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi masukan (input) dan keluaran
(output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans
itu dapat diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu
komposisinya diubah begitu saja,maka hasilnya juga akan berubah. Namun,
output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diubah dengan
komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan
penambahan tenaga kerja.
Secara sistematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f (L,R,C,T)
dimana:
Q = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F = simbol persamaan (function)
L = tenaga kerja (labour)
R = kekayaan alam (resources)
C = modal (capital)
T = teknologi (tecnology)
C. Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru bisa berjalan dengan baik bila
dijalankan dengan produsen atau sering kita sebut dengan pengusaha.
Pengusaha adalah orang yang mencari keuntungan yang menguntungkan dan
mengambil resiko seperlunya untuk mengelola dan merencanakan suatu
bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil atau manajer. Bila
hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha untuk mencari
keuntungan, barulah sebatas pemilik suatu bisnis. Bila hanya mengatur
karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha,maka orang
itu disebut sebagai manajer. Pengusaha itu lebih dari keduanya.
Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan
mengelola sumber daya alam untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil,manager harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
Perencanaan : Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan
strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tahu apa yang
ia capai bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus ia kelola untuk
mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, dan manusia.
Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud,pengusaha wajib membimbing dan mengarahkan anak buahnya.
Pengendalian. Kemampuan ini dengan hubungannya bagaimana hasil
pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau tidak.
D. Produksi optimal
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan faktor produksi untuk
memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak
dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksi output
yang lain.
Tingkat produksi optimal
Tingkat produksi optimal adalah sejumlah produksi tertentu yang
dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode ini dapat
dicapai apabila besarnya biaya persediaan dan biaya penyimpanan yang
dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya tingkat produksi optimal akan
memberikan total persediaan.
Metode ini mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan
permintaan barang jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah
persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode
tersebut menggunakan asumsi sbb :
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besar tingkat persediaan kurang dari Q karena menggunakan selama pemenuhan.
E. Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto, penentuan jumlah produk optimal hanya
memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada
prinsipnya dapat di golongkan sbb :
Biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi.
Biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya biaya penyimpanan.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara
langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan
semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi . Biaya yang
termasuk biaya penyimpanan sebagai berikut :
- Biaya fasilitas penyimpanan
- Biaya modal
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan konsilasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan, dan perampokan
- Biaya penanganan persediaan, dan lain-lain.
Sumber : http://hanggerh20.blogspot.com/2012/04/perilaku-produsen.html
Rabu, 01 April 2015
PERILAKU KONSUMEN
DEFINISI PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
Adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;
(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;
(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton, 1997).
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.
Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional dan Irrasional.
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik
2. Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas
3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise
MANFAAT MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
Dalam pasar yang semakin intensif tingkat persaingannya, tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan sangat ingin diperlakukan secara khusus, pemahaman akan konsumen begitu tinggi. Untuk itu sangatlah dibutuhkan pengetahuan tentang perilaku konsumen demi memuaskan konsumen dan memenangkan persaingan.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen sangat bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi dan bauran pemasaran. Melalui pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan sikap konsumen, pemasar dapat menyusun strategi promosi, khususnya iklan secara tepat.
Kesimpulan
Mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan, menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat.
Sumber :
http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/makalah-pengertian-pemasaran-dan.html
http://taniajunianti.blogspot.com/2013/11/makalah-perilaku-konsumen.html
http://www.wattpad.com/4248176-pengertian-perilaku-konsumen-manfaat-perilaku
http://taniosutrisno.wordpress.com/2014/09/25/perilaku-konsumen-teori-ciri-ciri-dan-manfaat-perilaku-konsumen/
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Dalam kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh suatu masyarakat atau negara menunjukkan bahwa kegiatan
permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga barang
yang berlaku. Dengan demikian perubahan harga akan memengaruhi besarnya jumlah
barang yang diminta (permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran).
Seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus elastisitas.
Wawasan
Ekonomi
Harga adalah nilai barang yang
ditentukan dengan uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan
untuk barang dan jasa pada waktu tertentu di pasar tertentu.
1.
Definisi
Elastisitas
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.
Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.
b. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (y).
c. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.
2.
Elastisitas
Permintaan
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini.
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini.
Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!
Jawab:
a.
Macam-Macam Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam.
Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam.
Keterangan:
% ΔQd = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
% ΔPd = Persentase perubahan harga barang
b. Kurva Elastisitas Permintaan
c. Menghitung Elastisitas Permintaan
secara Matematis
Dari rumus elastistas:
menunjukkan, bahwa:
adalah turunan pertama dari Q atau
Q1.
Contoh 1:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 – -P. Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 – -P. Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!
Jawab:
Jika P = 80, maka Q = 50 – 1/2 (80)
Q = 50 – 40
Q = 10
Contoh 2:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Jawab:
3.
Elastisitas
Penawaran
Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.
Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah penawaran
ΔP : perubahan harga barang
P : harga barang mula-mula
Q : jumlah penawaran mula-mula
Es : elastisitas penawaran
ΔQ : perubahan jumlah penawaran
ΔP : perubahan harga barang
P : harga barang mula-mula
Q : jumlah penawaran mula-mula
Es : elastisitas penawaran
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Jawab:
a. Macam-Macam Elastisitas Penawaran
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:
Keterangan:
% ΔQs : Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
% ΔPs : Persentase perubahan harga barang
% ΔQs : Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
% ΔPs : Persentase perubahan harga barang
b. Kurva Elastisitas Penawaran
Cara praktis menentukan besarnya
elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:
1) Jika persamaan fungsi menunjukkan
P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi Penawaran), maka rumus
elastisitasnya adalah sebagai berikut.
Langganan:
Postingan (Atom)